Translate

Saturday 29 August 2015

Persona 4 Dancing All Night Advanced CD

Langsung aja gan, ini Soundtrack Persona 4 Dancing All Night Advanced CD, yg udah ada Adachi sama Marie nya.

Link Download : MEGA

Persona Super Live 2015

Nih gan buat yg mau Persona Super Live 2015!!

Link Download : MEGA

Moga bermanfaat yo!!!

Wednesday 26 August 2015

Motologi Dewa/Dewi Jepang

Dalam mitologi Jepang abad pertengahan, berbagai kami dalam Kojiki dan Nihonshoki berdasarkan teori Honji suijaku dikenali sebagai perwujudan sementara para Buddha dan Bodhisattva atau dianggap sejajar. Selain itu, mitologi Jepang abad pertengahan bercampur dengan unsur-unsur yang diambil dari seni dan cerita rakyat, mitologi berbagai daerah, serta menampilkan tingkat kedewaan dan benda-benda yang tidak ada di dalam Kojiki dan Nihonshoki.
Di pertengahan zaman Edo, Motoori Norinaga menulis buku berjudul Kojiki-den dengan maksud melakukan interpretasi isi Kojiki hingga tuntas. Buku ini menyebabkan sumber utama mitologi Jepang bergeser dari Nihonshoki menjadi Kojiki dan keadaan ini bertahan hingga sekarang.
Menurut kepercayaan Mereka, Dunia berawal di Takamanohara, di sana lahir berbagai kami seperti Kotoamatsukami dan Kaminoyonanayo. Kami yang lahir paling akhir adalah dua bersaudara
Izanagi dan Izanami, Izanagi dan Izanami turun di Ashihara no Nakatsu Kuni, menikah, dan berturut-turut melahirkan pulau-pulau yang membentuk kepulauan Jepang yang disebut Yashima. Setelah melahirkan berbagai kami, Izanami tewas akibat luka bakar saat melahirkan Kagutsuchi (dewa api). Setelah membunuh Kagutsuchi, Izanagi pergi ke negeri Yomi untuk mencari dan menyelamatkan Izanami. Setelah berada di negeri Yomi, wujud Izanami berubah menjadi menakutkan. Izanagi yang melihat sosok Izanami menjadi lari ketakutan.

Friday 14 August 2015

Legenda Dewi Hera

Hera (bahasa Yunani: Ἥρα atau Ἥρη) adalah dewi pernikahan adalah dalam mitologi Yunani. Hera merupakan kakak perempuan sekaligus istri Zeus. Hera adalah anak dari Kronos dan Rea dan merupakan salah satu dari 12 Dewa Olimpus. Dalam mitologi Romawi, Hera dihubungkan dengan Juno. Sapi dan merak adalah hewan yang dikeramatkan untuknya. Ia digambarkan sebagai dewi yang penuh keagungan dan penuh hikmat. Hera sering ditahtakan dan dimahkotai dengan polos (mahkota berbentuk lingkaran yang hanya dikenakan oleh beberapa dewi besar).
Hera dikenal atas sifatnya yang pencemburu dan pendendam, terutama pada selingkuhan dan anak-anak Zeus. Hera juga pernah murka pada Pelias karena melakukan pembunuhan di kuil Hera, dan pada Paris yang tidak memilih Hera sebagai dewi tercantik melainkan memilih Afrodit sebagai yang tercantik.

Kuil Hera di Paestum :
Hera kemungkinan adalah dewi pertama yang didedikasikan dengan altar dalam ruangan yaitu di Samos sekitar 800 SM (altar Yunani biasanya ada di depan kuil di tempat terbuka). Kuil jenis ini kemudian diganti dengan Heraion, salah satu kuil terbesar di Yunani. banyak kuil yang dibangun di sana sehingga tanggal pastinya menjadi tidak jelas. Diketahui bahwa kuilyang dibangun oleh para pengukir dan arsitek Rhoikos hancur antara 570- 60 SM. Kuil ini lalu digantikan oleh kuil Polikrates antara 540-530 SM. Di salah satu kuil dapat terlihat adanya 155 tiang. Tidak adanya genteng pada kuil ini membuat dugaan apakah kuil ini tidak terselesaikan ataukah memang sengaja dibuat terbuka.

Penggalian di Samos menunjukkan adanya persembahan untuk Hera, banyak di antaranya berasal dari akhir abad ke-8 dan ke-7 SM. Selain itu, banyak persembahan yang datang dari Armenia, Babilonia, Iran, Assyria, dan Mesir, yang menunjukkan bahwa Hera bukan hanya dewi lokal tapi sudah dikenal ke berbagai wilayah di sekitarnya. Hera juga memiliki salah satu kuil terawal di Olympia dan dua kuil (dari abad ke-5 dan ke-6) di Paestum.

Meskipun kuil terawal dan terbesar untuk Hera adalah kuil Heraion di Samos, namun di daratan Yunani Hera dikenal sebagai Hera Argeia (Hera dari Argos) di kuilnya yang terletak antara kota Argos dan Mikenai,tempat digelar festival untuk Hera yang disebut Heraia. Dalam buku iv Iliad, Hera menyebutkan bahwa tiga kota favoritnya adalah Argos, Sparta, dan Mikenai.

Ada kuil untuk Hera di Olympia, Korintus, Tiryns, Perakhora dan pulau suci Delos. Di Yunani Besar, dua kuil Doria untuk Hera dibangun di Paestum, sekitar 550 SM dan 450 SM. Salah satu dari kuil itu pernah disebut Kuil Poseidon sebelum diketahui bahwa itu sebenarnya merupakan kuil Hera. Di Euboea setiap enam tahun sekali digelar festival Daidala Besar untuk memuja Hera.
Pemujaan awal Hera
Pemujaan Hera pada masa kuno awal ditandai dengan dua proyek bangunan besar untuk memujanya. Dua kuil Hera di dua pusat pemujaaannya, yaitu kuil Heraion dari Samos dan kuil Heraion dari Argos di Argolid, merupakan salah satu kuil Yunani terawal yang dibangun, pada abad ke-8. Dalam Himne Homer untuk Apollo Pithia, monster Tifon disebut sebagai keturunan Hera dalam wujud Minoanya. Hera diceritakan melahirkan Tifon sendirian di gua di Sisilia. Hera lalu memberikan makhluk itu pada Gaia untuk dibesarkan.

Di Olympia, patung Hera dalam posisi duduk adalah lebih tinggi dari pada patung Zeus yang menemaninya. Homer menceritakan hubungan Hera dengan Zeus secara halus dalam Iliad. Di sana disebutkan bahwa Hera berkata pada Zeus, “Aku adalah putri tertua Kronos, dan aku terhormat tidak hanya di atas bumi ini, tetapi juga karena aku adalah istrimu, dan kau adalah raja para dewa.”
Dalam versi akhir mitosnya, Hera muncul sebagai dewi yang banyak menghukum para wanita selingkuhan Zeus, karena Hera menjunjung tinggi semua aturan lama masyarakat Yunani serta martabatnya sebagai istri
Sebagai dewi matriarki
Ada suatu pendapat yang dicetuskan oleh Johann Jakob Bachofen pada pertengahan abad ke-19, tentang kemungkinan bahwa Hera pada awalnya merupakan dewi orang-orang matriarki, yang diduga menghuni Yunani sebelum orang-orang Yunani kuno. Menurut pendapat ini, pemujaannya sebagai dewi pernikahan membentuk ikatan patriarki dari bawahannya sendiri: perlawanannya pada perselingkuhan Zeus diterjemahkan sebagai “kecemburuan” Hera”, dan pada akhirnya melemahkan pemujaannya yang lebih kuno sebagai dewi matriarki.
Namun ada sangahan terhadap teori tersebut, yakni adanya fakta statistik bahwa matriarki yang ketat (suatu masyarakat yang dipimpin oleh perempuan) tidak ditemukan dalam budaya kuno maupun modern.
Pemujaan Hera muda
Hera dikenal sebagai dewi matron, Hera Teleia; namun dia juga dewi yang melindungi pernikahan. Dalam mitos dan pemujaannya, berbagai referensi dan pemujaan kuno memperlihatkan pernikahan suci Hera dan Zeus, dan di Plataia, ada patung Hera sebagai pengantin dalam posisi duduk, dipahat oleh Kalimakhos, selain juga patung Hera sebagai matron dalam posisi berdiri.
Hera juga pernah disembah sebagai perawan: Ada sebuah tradisi di Stimfalia, Arkadia, bahwa ada tiga altar untuk Hera, antara lain untuk Hera sang Perawan, sang Matron, dan sang Terpisah (Χήρη [Chḗrē], Janda atau Bercerai). Di daerah sekitar Argos, kuil Hera di Hermione dekat Argos adalah untuk Hera sang Perawan; di mata air Kanathos, dekat Nauplia, Hera memperbarui keperawanannya setiap tahun dalam sebuah ritual yan tidak boleh diucapkan (arrheton).

Atribut
Kereta Hera ditarik oleh burung merak, yang baru dikenal oleh orang Yunani setelah penaklukan Aleksander yang Agung. Guru Aleksander, Aristoteles, menyebutnya “burung Persia.” Motif merak dibangkitkan lagi pada masa Renaisans oleh para pelukis Eropa. Sementara pada masa yang lebih kuno, burung yang diasosiasikan dengan Hera adalah burung tekukur. Burung ini muncul dalam kisah pemerkosaan Hera oleh Zeus.

Atribut Hera yang lainnya adalah sapi. Sebagai dewi sapi, dia terutama disembah di Euboea, yang kaya akan sapi. Salah satu julukan Hera adalah Boôpis, yang ditrjemahkan sebagai “bermata sapi”.
Buah delima, simbol dewi besar pada masa kuno, tetap menjadi simbol untuk Hera: banyak dari persembahan delima dan opium yang ditemukan di Samos terbuat dari gading, yang bertahan lebih lama daripada yang dari kayu, meskipun yang berbahan kayu lebih umum. Seperti dewi-dewi lainnya, Hera juga mengenakan mahkota dan kerudung.
Julukan

Berikut ini adalah beberapa julukan dan gelar Hera:
Αἰγοφάγος (Aigophágos) ‘Pemakan kambing’ (di antara orang Lakadaimos)
Ἀκραῖα (Akráia) ‘Yang berderajat tinggi’
Ἀργεία (Argéia) ‘Dari Argos’
Βασίλεια (Basíleia) ‘Ratu’
Βουναία (Bounáia) ‘Dari gundukan tanah’ (di Korintus)
Βοῶπις (Boṓpis) ‘Bermata sapi’ atau ‘Berwajah sapi’
Λευκώλενος (Leukṓlenos) ‘Berlengan putih’
Παῖς (Pais) ‘Anak’ (sebagai dewi perawan)
Παρθένος (Parthénos) ‘perawan’
Τελεία (Teléia) (sebagai dewi pernikahan)
Χήρη (Chḗrē) ‘Janda’
Hera Dalam Mitologi

Hera dan Zeus
Zeus adalah adik Hera. Zeus menyukai Hera tetapi Hera selalu menolaknya, karena itu Zeus menggunakan tipu muslihat untuk mendapatkan Hera. Zeus mengubah dirinya menjadi burung tekukur. Ketika Hera melihat burung tersebut, dia mendekatkan burung tersebut ke payudaranya, saat itulah Zeus berubah kembali dan memperkosa Hera. Untuk menutupi rasa malunya, Hera pun menikahi Zeus. Sejak saat itu Hera menjadi ratu para dewa.
Zeus senang berselingkuh, dan Hera sangat marah terhadap perempuan yang menjadi wanita selingkuhan Zeus. Hera memusuhi wanita-wanita tersebut termasuk juga anak-anak mereka.

Anak-anak Hera :

Keturunan Hera dengan Zeus antara lain, Ares (dewa perang), Hebe (dewi masa muda), Eris (dewi perselisihan), dan Eileithiia (dewi kelahiran). Karena Hera iri dengan Zeus yang melahirkan Athena sendirian, maka Hera juga melahirkan Hefaistos tanpa suami. Sementara versi lain mengatakan bahwa Hefaistos adalah anak dari Hera dan Zeus, dan karena Hera dan Zeus merasa jijik dengan Hefaistos yang buruk rupa, maka ia dibuang dari gunung Olimpus.
Hefaistos kemudian merencanakan balas dendam pada Hera dengan membuat sebuah singgasana, ketika Hera duduk di singgasana tersebut Hera langsung terjebak dan tidak bisa melepaskan diri. Para dewa yang lain memohon pada Hefaistos untuk kembali ke Olimpus namun Hefaistos menolak. Dionisos berhasil membuat Hefaistos mabuk dan membawanya ke Olimpus dengan bagal. Hefaistos akhirnya melepaskan Hera setelah dinikahkan dengan Afrodit.
Musuh-musuh Hera

Herakles
Hera adalah ibu tiri dan musuh Herakles. Ketika Alkmene, ibu Herakles, sedang melahirkan Herakles, Hera berusaha mencegah kelahiran tersebut dengan menugaskan Eillithiia (dewi kelahiran). Tetapi berkat kecerdikan Galanthis, pembantu Alkmene, Herakles tetap bisa lahir. Hera menyusui Herakles, lukisan vas dari tahun 360-350 SM.
Semasa Herakles masih bayi, Hera mengirim dua ekor ular untuk membunuhnya namun Herakles mencekik kedua ular tersebut sampai mati. Dalam suatu cerita, Zeus berhasil mengelabui Hera untuk menyusui Herakles. Ketika Hera sadar siapa yang disusuinya, dia langsung melempar bayi tersebut dan air susu Hera muncrat membentuk galaksi Bima Sakti (milky way). Ketika Herakles dewasa, Hera (dengan berkedok orakel Delfi) menyuruh Herakles untuk mengabdi pada raja Euristheus. Hera selalu berusaha membuat tugas Herakles menjadi lebih sulit. Ketika Herakles melawan Hidra, Hera mengirim kepiting untuk menggigit kaki Herakles. Ketika Herakles sedang mengambil ternak Gerion, dia memanah dada kanan Hera, luka akibat panah tersebut tidak pernah hilang. Akibat perbuatannya itu, Hera mengirim serangga untuk menggigit ternak Geryon sehingga ternak-ternak tersebut berlarian. Hera juga mebuat sungai banjir sehingga Herakles mengalami kesuiltan untuk lewat. Herakles pada akhirnya berhasil membawa ternak tersebut pada Euristheus. Euristheus lalu mempersembahkan ternak tersebut untuk Hera. Euristheus juga mengorbangkan banteng Kreta untuk Hera namun sang dewi menolak pengorbanan tersebut karena melambangkan kehebatan Herakles. Banteng tersebut dibebaskan kembali dan mengembara di daerah Marathon sehingga dikenal sebagai Banteng

Marathon.
Dalam Gigantomakhia, Gigant Porfirion berusaha memperkosa Hera namun Herakles datang dan menyelamatkan sang dewi. Setelah kejadian tersebut, Hera tidak lagi memusuhi Herkles, Hera bahkan menikahkan Herakles dengan anaknya, Hebe.

Ekho
Ada seorang nimfa bernama Ekho yang terus-menerus mengalihkan perhatian Hera dari perselingkuhan Zeus. Suatu hari Hera sadar dan menghukum Ekho atas perbuatannya. Hera mengutuknya sehingga Ekho hanya bisa mengulangi ucapan orang lain.

Leto
Ketika Hera mengetahui bahwa Leto hamil oleh Zeus, dia lalu melarang bumi untuk menerima persalinan Leto sehingga Leto kesulitan mencari tempat untuk melahirkan. Leto akhirnya bisa melahirkan di Delos, pulau terapung yang tidak terhubung dengan bumi. Hera juga menculik Eileithyia, dewi kelahiran, supaya Leto tidak bisa melahirkan anaknya. Para dewa lain kemudian memaksa Hera sampai Hera bersedia melepaskan EiIlithyia. Setelah Leto melahirkan anak-anaknya, Hera mengirim drakon Pithon untuk menyerang Leto, tetapi naga tersebut dibinasakan oleh

Apollo.
Die Geburt des Apollo und der Diana oleh Marcantonio Franceschini, menggambarkan Leto yang baru saja melahirkan Artemis dan Apollo sementara di bagian atas ada Hera bersama meraknya.

Semele dan Dionisos.
Ketika Hera tahu bahwa Semele, anak Kadmos raja Thebes, hamil oleh Zeus, Hera menyamar menjadi pembantu Semele dan membujuknya untuk meminta Zeus menunjukkan wujud aslinya. Semele termakan bujukan Hera dan meminta Zeus memerlihatkan wujud aslinya. Zeus ingin menolak tetapi dia telah bersumpah di sungai Stiks untuk mengabulkan apapun keinginan Semele. Zeus pun menunjukkan wujud aslinya dan Semele mati terbakar ketika melihatnya. Zeus kemudian mengambil bayi Semele dan memasukannya ke dalam pahanya. Dan di kemudian hari bayi tersebut lahir sebagai dewa Dionisos. Dalam versi lain, Dionisos adalah anak Zeus dengan Demeter atau Persefone. Hera mengirim para Titan untuk mengoyak-ngoyak Dionisos. Zeus (atau mungkin Athena/Rea/Demeter) hanya berhasil menyelamatkan jantung Dionisos dan memasukkannya ke rahim Semele sehingga Semele mengandung Dionisos.

Io
Hera hampir memergoki perselingkuhan Zeus dengan seorang wanita bernama Io. Tetapi Zeus mengubah Io menjadi seekor sapi sebelum ketahuan oleh Hera. Hera yang curiga kemudian meminta sapi tersebut sebagai hadiah.
Setelah Io diberikan pada Hera, ia dijaga oleh Argus Panoptes, raksasa bermata seratus, karena Hera ingin memisahkan Io dari Zeus. Zeus mengirim Hermes untuk membunuh Argus Panoptes dan membebaskan Io. Setelah Argus meninggal, Hera mengambil semua mata Argus dan memasangnya pada burung kesayangannya, merak. Hera juga mengirim serangga untuk terus-menerus menyengat Io yang berusaha kabur ke berbagai tempat di bumi. Akhirnya Io sampai di Mesir, tempat ia dijadikan manusia kembali dan menjadi pendeta salah satu dewa Mesir, Isis.

Lamia.
Lamia adalah seorang ratu di Libya, yang dicintai oleh Zeus. Zeus telah berkali-kali bercinta dengan Lamia. Hera yang cemburu kemudian membunuh setiap anak yang dilahirkan oleh Lamia. Terus-menerus kehilangan anak, Lamia akhirnya menjadi gila dan mulai memakan anak-anak orang lain. Lama-kelamaan, Lamia benar-benar berubah menjadi monsster pemakan anak.

Gerana.
Gerana adalah ratu Pigmi yang menyombongkan diri dengan mengatakan bahwa dia lebih cantik dari Hera. Dewi Hera yang marah mengubah Gerana menjadi burung bangau dan menyatakan bahwa anak-anaknya akan memicu perang abadi dalam bangsa Pigmi.

Kisah lain Kidippe.
Kidippe, seorang pendeta wanita Hera, menyiapkan festival untuk Hera. Lembu yang biasa digunakan untuk menarik kereta dalam festival tersebut datang terlambat dan akhirnya kedua putra Kidippe, Biton dan Kleobis, menggantikan lembu menarik kereta sejauh 45 stadia (8 kilometer). Kidippe terkesan dengan pengabdian putra-putranya dan meminta Hera untuk memberi anugerah atas pengabdian tersebut. Hera lalu menyatakan bahwa mereka akan mati ketika sedang tidur.

Tiresias.
Zeus dan Hera berdebat mengenai siapa yang lebih menikmati hubungan seksual, Zeus mengklaim perempuan sedangkan Hera berpendapat bahwa laki-laki lebih mendapat kenikmatan. Mereka kemudian bertanya pada Teiresias, seorang pria yang secara ajaib pernah menjadi perempuan. Teiresias setuju dengan pendapat Zeus, akibatnya Hera membutakannya. Zeus tidak bisa membalikkan kutukan Hera sehingga Zeus memberi Teiresias kemampuan meramal sebagai ganti atas kebutaannya.

Perang Troya.
Dalam Perang Troya, Diomedes bertarung dengan Hektor dan melihat Ares membantu pasukan Troya. Diomedes menyuruh pasukannya mundur perlahan. Hera lalu meminta izin Zeus untuk mengeluarkan Ares dari medan pertempuran. Zeus setuju dan Hera menyuruh Diomedes untuk melempar Ares dengan tombak. Dengan bantuan Athena, tombak tersebut mampu melukai Ares sampai-sampai sang dewa perang menjerit kesakitan.

Kemarahan Hera.
Hera membenci Pelias karena Pelias telah menodai kuil Hera dengan melakukan pembunuhan terhadap Sidero, nenek tirinya, di dalamnya. Hera kemudian menyuruh Iason dan Medeia untuk membunuh Pelias.
Di Trakia, Hera dan Zeus mengubah raja Haemus dan ratu Rhodope menjadi pegunungan di Balkan karena berani menyamakan diri dengan para dewa.

Thursday 13 August 2015

Sejarah Minamoto no Yoshitsune

Shanaou Yoshitsune sejatinya adalah sosok jenderal legendaris dari Jepang yang bernama asli Minamoto no Yoshitsune. Kehidupannya amatlah berarti dalam sejarah perkembangan Jepang.

Dari awal kehidupan sampai kematian dan setelahnya telah banyak memberikan pengaruh bagi Jepang. Tentu saja juga dalam sejarah jepang setelah kematian Shanaou Yoshitsune.
Awal kehidupan Shanaou Yoshitsune atau Minamoto no Yoshitsune adalah dilahirkan sebagai putra kesembilan dari klan keluaraga samurai. Hanya saja, ayahnya terbunuh dalam sebuah pemberontakan yang dinamakan dengan pemberontakan Heiji.
Setelahnya, ia diselamatkan dan dibesarkan di sebuah kuil bernama kuil Kurama. Di tempat inilah ia dibesarkan dan mendapatkan keahlian dalam hal bertarung dan juga keahlian memainkan samurai.

Lambat laun, Minamoto no Yoshitsune tumbuh menjadi pemuda yang sangat mahir bermain pedang dan juga samurai. Iapun banyak terlibat di berbagai perang ataupun melawan pemberontakan yang terjadi di Jepang pada saat itu. Sebut saja pemberontakan zaman Jisho Juei.
Dengan semua hal ini maka semakin menampilkan nama Minamoto no Yoshitsune dan kemahirannya dalam bermain pedang di kancah peperangan Jepang. Sehingga singkat cerita, iapun menjadi seorang jenderal.
Ada dua versi yang menyatakan cerita kematian Minamoto no Yoshitsune. Yang pertama adalah ia dibunuh oleh kakaknya sendiri. Yang kedua, ia bunuh diri setelah membunuh anak dan istrinya ketika semuanya berada di dalam sebuah kepungan di dalam kuil.

Kematian dari Minamoto no Yoshitsune memang memberikan beberapa dampak bagi perkembangan Jepang. Salah satunya adalah berkembangnya mitos mengenai kegagahan dan kesempurnaan dari diri Minamoto no Yoshitsune. Bahkan dapat dikatakan apa yang ada di dalam mitos tersebut melebihi apa yang sejatinya ada di dalam diri Minamoto no Yoshitsune.
Selain itu, dalam hal sastra, telah banyak diciptakan manga ataupun karya sastra yang lain dengan mengangkat tema kepahlawanan dari diri Minamoto no Yoshitsune.

Dapat diakui bahwa sosok Minamoto no Yoshitsune begitu melekat dalam diri masyarakat Jepang dan menjadikan dirinya sebagai sosok pahlawan yang terus dikenang dan tak terlupakan.
Itulah bagaimana penjelesan mengenai sejarah Jepang setelah kematian dari Shanaou Yoshitsune atau Minamoto no Yoshitsune.

Tuesday 11 August 2015

Orpheus "Master Of Strings"

Dalam mitologi Yunani, Orpheus adalah putra raja Thracian Oeagrus dan dewa Calliope (beberapa versi mengatakan ayah Orpheus adalah dewa Apollo). Apollo sangat menyayangi Orpheus, suatu hari Apollo memberinya alat musik kecapi emas kecil, Orpheus dengan cepatnya belajar dan menguasai kecapi emas kecil yang diberikan ayahnya tersebut. Orpheus sangat terampil dalam menciptakan music, sehingga ia dipanggil atau diberi julukan "Master of Strings" dan "Father of Songs", ia mampu menciptakan musik sedemikian rupa sehingga bahkan bebatuan dan hewan pun bisa ikut menari jika mendengar lantunan musiknya.

Setelah kematian istrinya, Eurydice, Orpheus begitu putus asa lalu menyanyi dengan sedih nya dan membuat para peri dan dewa-dewa menangis. Suatu saat ia pergi menuju Underworld, ia menggunakan musiknya untuk melunakkan hati Hades dan Persephone, agar mengijinkan dia untuk membawa istrinya kembali ke dunia dengan syarat ia harus berjalan di depan dan tidak boleh menengok ke belakang sampai mereka berdua tiba di permukaan (dunia atas). Mereka pun berjalan menuju permukaan dengan Orpheus berjalan di depan Eurydice. Karena cemas, Orpheus pun akhirnya menengok ke belakang, dan melihat istrinya menghilang, kali ini istrinya menghilang untuk selamanya.

Pada saat kematiannya, Orpheus telah menjadi murtad, memandang rendah semua dewa kecuali Apollo sebagai rasa terima kasih karena telah memberikannya kecapi emas sewaktu ia masih kecil. Pada saat kematiannya itu, tubuh Orpheus terpecah belah oleh Maenads Dionysian (meskipun menurut versi lain, ia terpecah belah karena menolak untuk berpartisipasi dalam pesta pora, mabuk-mabukan (dan sering makan daging manusia), karena masih berduka akan kekasihnya yang hilang), hanya kepalanya dan kecapinya yang tersisa. Kepalanya melayang menuruni Hebrus, terus menyanyikan lagu-lagu sedih sampai dimakamkan di pulau Lesbos, sedangkan kecapi itu dibawa ke langit oleh para dewa dan dewi dan ditempatkan di antara bintang-bintang.

Sesuai legendanya, Orpheus adalah dewa musisi dalam keaksaraan dan dongeng.

Monday 10 August 2015

Legenda & Mitologi Dewi Athena

Athena (bahasa Yunani: Αθηνά atau Αθήνη; bahasa Doris: Ασάνα) dalam mitologi Yunani adalah dewi kebijaksanaan, strategi, dan perang. Athena juga dikenal sebagai dewi yang menolong para pahlawan. Athena adalah dewi yang tidak memiliki suami ataupun seorang kekasih sehingga disebut parthenon ( perawan ). Itulah mengapa di kota atena terdapat kuil parthenon yang merupakan salah satu keajaiban untuk memuja dewi athena. Kuil parthenon
Athena sendiri merupakan anak kesayangan dari Zeus, sehingga Zeus memilih athena untuk membawa halilintar dan tameng. Di zaman perang Troya, Athena berperang di pihak Yunani sehinnga athena berduka atas kematian achilles hingga jatuthnya Troya. Tapi sikap Athena berubah ketika bangsa yunani mencemari kuilnya, Ia menuntut balas sehingga Ia meminta pada Poseidon untuk menurunkan badai dan mengacaukan laut sehingga mengacaukan kepulangan bangsa Yunani.

Menurut legenda, Athena pernah mengubah Medusa yang asalnya seorang gadis cantik menjadi monster. Di kemudian hari Perseus memenggal kepala Medusa dan memberikannya pada Athena, sang dewi lalu memasang kepala Medusa pada perisainya atau pada Aegis.

Athena dihubungkan oleh bangsa Etruria dengan dewi mereka yang bernama Menrva, dan kemudian diadaptasi oleh orang Romawi sebagai Minerva. Athena ditemani oleh seekor burung hantu kecil dan dewi kemenangan, Nike. Dia juga sering digambarkan memegang tombak.
Pemujaan terhadap Athena sebagai pelindung kota Athena tampaknya telah ada sejak masa kuno dan sangat kental sehingga mitos-mitos kuno mengenai dirinya beradaptasi terhadap perubahan budaya. Filsuf Yunani, Plato (429–347 SM), mengidentikannya dengan dewi Libya, Neith, dewi perang dan perburuan dari Mesir sejak periode pradinasti, dan menghubungkannya dengan kegiatan menenun. Sejarawan Yunani, Herodotus (484–425 SM), juga menyebutkan bahwa penduduk Sais di mesir menyembah seorang dewi bernama Neith; dan mereka mengidentikannya dengan Athena. Beberapa orang Yunani juga mengenal tempat kelahiran Athena adalah di sisi sungai Triton di Libya. Ahli masa klasik Martin Bernal membuat "Teori Athena Berkulit Hitam" (Athena yang berasal dari Libya) untuk menjelaskan asal mula ini dengan menyatakan bahwa konsep Neith dibawa ke Yunani dari Mesir melalui "sejumlah besar peradaban dan kebudayaan pada milenium kedua dan ketiga.." Athena sebagai dewi filsafat menjadi bagian pemujaan pada akhir abad kelima dan masa Yunani klasik.]
Athena diasosiasikan dengan kota Athena karena di sana adalah tempat dia melindungi persaudaraan perempuan, yaitu para Athenai. Pada masa sebelumnya, di Mikene sang dewi disebut sebagai Mikene, dan Mikene merupakan nama persaudaraan perempuan di sana. Di Thebes dia disebut Thebe, dan nama kota Thebae atau Thebes itu juga berasal dari sana. Dengan demikian, di kota Athena, dia disebut sebagai dewi Athena.
Ada pula cerita yang mengatakan Athena pernah berkompetisi dengan Poseidon dalam memperebutkan kota Athena, yang saat itu belum punya nama. Mereka sepakat bahwa masing-masing akan memberikan hadiah pada rakyat Athena dan dewa yang hadiahnay dipilih akan menjadi pemenang. Poseidon menghantamkan trisulanya ke tanah dan dan munculah mata air tetapi air itu asin sehingga tidak terlalu berguna. Sementara Athena memberikan pohon zaitun, yang bisa dimanfaatkan untuk kayu, buah, dan minyak. Rakyat Athena (atau rajanya, Kekrops) menerima pemberian dari Athena dan dengan demikian menjadikan Athena sebaagi pelindung kota Athena.

Athena sering membantu para pahlawan dalam petualangan mereka melawan makhluk-makhluk mengerikan. Athena memandu Perseus dalam tugasnya untuk mendapatkan kepala Gorgon Medusa. Athena memberi nasehat pada Herakles untuk menguliti Singa Nemea menggunakan kuku singa itu sendiri saking tebalnya kulit singa Nemea. Athena juga membantu Herakles mengalahkan Burung Stimfalia, serta memandunya dalam menangkap Kerberos. Dalam Odyssey, Athena membantu Odiseus dalam perjalanan pulangnya dari Troya ke Ithaka. Sikap Athena tersebut membuatnya dijuluki "pelindung para pahlawan" sedangkan ahli mitologi Walter Friedrich Otto menyebutnya sebagai "dewi kedekatan" sesuai dengan sikap Athena yang mengawasi para pahlawan.
Di Athena, Athena memiliki hubungan khusus dengan kota Athena, seperti ditunjukkan oleh hubungan namanya. Penduduk kota Athena membangun sebua patung Athena dengan helm di kepalanya, mengenakan baju besi dan aegis, serta memegang dewi kemenangan di tangannya. Patung itu juga dihiasi dengan seekor ular besar dan perisai berhiaskan kepala gorgon. Di Akropolis kota Athena juga terdapat kuil Parthenon untuk memuja Athena Parthenos.

Di tempat lain selain sebagai dewi pelindung kota Athena, dewi Athena juga merupakan pelindung beberapa kota di Yunani, di antaranya adalah kota Sparta, tempat pemujaan kuno Athena Alea memiliki kuil yang terdapat di desa Alea, Mantineia dan, khsusunya, Tegea. Tegea adalah pusat keagamaan penting di Yunani kuno. Kuil itu didirikan oleh Aleus.  Persembahan yang diberikan adalah kuda dan rusa.

Di Megara, Athena kemungkinan berperan sebagai dewi yang mengajarkan ilmu pelayaran dan navigasi.
Pemujaan pada Athena terkadang digunakan sebagai ritual bagi kaum muda Yunani, misalnya untuk laki-laki muda yang ingin memperoleh status warga negara, atau bagi perempuan yang akan menjadi seorang istri. Athena disembah sebagai penemu kereta kuda atau kereta perang di Tegea dan Olimpia. Di sana Athena terkadang disebut sebagai putri Poseidon dan Polife, anak Okeanos. Di akropolis di kota-kota tersebut, kuilnya adalah kuil utama. Pada masa klasik, Plinteria (“Pesta Hiasan”) dirayakan setiap bulan Mei selaam lima hari. Pada perayaan ini, Plintrides (“pendeta wanita Athena”) melakukan ritual pembersihan di “Erekththeum”, ruang suci pribadi dewi Athena. Di sana, patung dan pakaian Athena dicuci dan disucikan.